Petrus Laritmas S.Fil. (Kepala Sekolah SMP St Kristoforus 1

Ada banyak pemerhati pendidikan yang sudah menulis tema tentang “Teaching is an art” atau “Mengajar adalah sebuah seni”. Tujuan penulisannya hampir sama. Gagasannya pun hampir sama. Dalam tulisan ini saya terarah kepada kata SENI dalam mengajar. Maka, kata SENI saya tempatkan di depan judul tulisan ini karena menurut pendapat saya, yang diutamakan adalah unsur SENI-nya.

Mengajar itu butuh ketrampilan; mengajar itu butuh kesabaran dan waktu. Sehingga setiap guru harus terus-menerus belajar untuk bisa menerapkan unsur seni dalam mengajar. Unsur-unsur seni seperti apa yang harus diterapkan dalam mengajar?

  1. Seni dalam mengelola lingkungan kelas

Mengenal situasi kelas adalah awal proses pembelajaran yang berhasil. Konkretnya adalah ketika masuk kelas, hal pertama yang dilakukan seorang guru adalah mengecek dan melihat situasi kelas secara keseluruhan. Tidak langsung mengajar. Guru harus bisa menangkap atmosfer belajar yang ada di ruang kelas. Ia akan memperhatikan wajah-wajah setiap anak di kelas, memahami senyuman, kecemasan serta kekhawatiran mereka. Apakah semua anak yang ada sudah siap untuk belajar? Ataukah ada beberapa anak yang membutuhkan perhatian lebih dari seorang guru sebelum mengajar? Hal ini bisa dijalankan dengan baik jika sebelum mengajar guru berjalan keliling di dalam kelas dan melihat serta menyapa anak-anak secara pribadi maupun bersama. Dari raut muka dan kata-kata yang keluar dari mulut anak ketika disapa, kita bisa tahu situasi batin setiap anak sebelum aktivitas mengajar. Sapaan personal sebelum mengajar bisa membantu seorang guru yang mengajar dalam mengenal persiapan anak-anak untuk belajar. Inilah dimensi kontemplatif seorang guru sebelum mengajar.

2. Seni dalam menggunakan kata

Kata adalah alat komukasi yang sangat penting. Tetapi tidak sekedar berkata-kata saja. Harus ada unsur penghargaan manusia ketika kita menyampaikan sesuatu. Untuk itu, setiap guru harus mempunyai seni dalam menggunakan kata-kata. Sebelum mengeluarkan satu kata atau kalimat, guru harus berpikir terlebih dahulu apakah kata yang akan saya gunakan itu memotovasi anak-anak atau menyakiti dan menjatuhkan mental anak untuk belajar. Tidak bisa kita pungkiri bahwa ada guru yang asal saja menggunakan kata-kata yang kasar, pedas, mendiskreditkan pribadi seorang siswa, dan bahkan mengarah ke kata-kata yang tidak etis. Untuk itu, sebagai guru yang baik, marilah kita menyaring terlebih dahulu apa saja yang hendak kita sampaikan ke anak-anak ketika mengajar dan tidak asal mengeluarkan kata-kata tanpa berpikir terlebih dahulu.

3. Seni mengelola perbedaan

Setiap anak berbeda. Punya kemampuan yang berbeda. Maka cara untuk menghadapi anak-anak pun haruslah berbeda. Sering sebagai guru, metode mengajar yang kita berikan disamakan untuk semua siswa. Bahkan tidak jarang kita kurang peduli dengan anak yang tingkat kemampuan dan penangkapannya rendah/kurang cepat. Alih-alih mengejar materi, kita lupa untuk melayani siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ini baru dalam hal intelektual. Masih ada banyak perbedaan yang harus bisa dikelola oleh seorang guru. Untuk itu, setiap guru harus mempunyai metode, kiat, dst.

4.Seni dalam memberikan solusi

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah memberikan solusi yang cepat dan tepat bagi siswa yang mengalami problem baik dalam pembelajaran maupun yang lainnya. Guru harus menjadi pribadi yang solutif. Dan ini butuh ketrampilan. Seorang guru yang baik tidak boleh memberikan solusi yang sama untuk kasus yang berbeda. Atau bahkan menambah masalah bagi siswa dengan sikap diam dan apatis. Dengan demikian, kemauan untuk selalu belajar dari kegagalan-kegagalan baik dalam pembelajaran maupun pendampingan anak harus menjadi habitus bagi setiap guru.

Marilah kita melihat profesi guru sebagai sebuah panggilan dan bukan sebagai beban. Karena ketika kita keliru memaknai profesi ini, kita sulit berkembang dan tidak bisa memberikan unsur SENI dalam setiap pembelajaran. Dan, ketika kita “dikangenin” oleh siswa, disaat itulah kita sudah menjalankan tugas guru dengan baik. Semoga…. (by: Petrus Laritmas/SMP Santo Kristoforus I)